Rabu, 27 Februari 2008

Nambah sepupu lagi

Marty nambah adek baru lagi, anak keduanya Om Rey (adeknya Abi) bayi perempuan dengan berat 4,3 kg dan panjang 53 cm lahir semalam (27 feb 08). Belum ada fotonya nih, karena rencananya baru sore ini kita mau nengokin. Mudah-mudahan dengan lahirnya adek baru ini menambah semarak rumah tante Lina & Om Rey ya, semoga selalu sehat & jadi anak solehah.

Warna-warni

Suka ngiler deh kalo lihat gambar anak-anak (terutama yg pakai crayon) yg colorful. Kaya’nya mereka bisa aja sesuka hatinya makai warna. Yang langitnya warna kuning, bunganya warna biru trus airnya warna merah atau kalo gambar orang rambut warna pink, etc. Kalo gue nyoba mo bikin gambar seperti itu pasti selalu terbentur oleh logika sebagai orang dewasa. Bukan bermaksud menyalahkan, tapi sepertinya guru2 jaman TK & SD dulu punya andil deh atas kadar kreatif gue yg tipis ini. Dulu itu kan kalo nggambar gunung warna orens misalnya pasti deh diprotes guru “gunung kan warnanya biru” atau ‘'awan kan warnanya putih”pokoknya yg gitu2 deh… Jadinya si Vivine kecil (taelah….udah lama banget yak???) kalo nggambar pake warna-warna standar. Kalo sawah pasti warnanya hijau, trus air pasti warnanya biru, kalo gambar orang warna rambutnya pasti hitam.

Pinginnya sih kalau Marty bisa nggambar nanti gue mo ngajaring dia supaya berani main warna. Tapi sayangnya sampai sekarang dia belom mau menggambar. Yang ada kalo pegang alat tulis emak atau babenya yg disuruh-suruh bikin gambar sesuai perintahnya. Capek deh….

Ini ada gambar gajah buat RAKA yang hari ini ulang tahun ke-2. Selamat ulang tahun ya anak ganteng…..

Selasa, 26 Februari 2008

Bocah pemalu

Siang tadi ada kurir yg mengantar tagihan HP dan numpang berteduh di teras rumah. Seperti biasa deh, Marty langsung SKSD, mondar-mandir bawa keluar mainannya buat dipamerin. Dari ruang tamu gue bisa dengar suaranya : “om namanya capa?” trus nanya lagi : “lumahnya di mana om?”…Gak lama dia masuk trus ngomong ke gue : “mi, kok tamunya gak dikacih minum?  Kacih doooong…” hehehehe…

 

Marty tuh aslinya anak yang pemalu. Kalau ketemu orang asing kelihatan sekali kalau dia merasa nggak nyaman. Untuk menghilangkannya gue ajarkan dia untuk berkomunikasi dengan orang asing (tentunya dengan pengawasan loh ya…), salah satunya dengan tamu yg datang ke rumah. Belakangan dia juga gue ajak belanja ke pasar. Maksudnya supaya dia ngelihat gue berkomunikasi dgn orang lain, dalam hal ini pedagang. Dia bisa lihat gue nanya2 (dan nawar2 juga tentunya). Kalo ke mall atau tempat umum lainnya gue biasakan dia untuk bertanya. Misalnya nanya lokasi toilet sama satpam, sementara gue cuma ngeliat aja dalam jarak 2-3 meter.

 

Waktu bulan lalu kita ke DSA buat imunisasi dia lihat ada anak yg pakai ransel bentuk strawberry.

“ mi itu kakak tasnya belinya di mana? “

“ Mimi nggak tau, coba kamu tanya sendiri sama kakak itu”

 

Eh Marty bukannya nanya sama anak yg pakai tas, malah nyamperin ibunya anak itu. Dari tempat gue duduk gue bisa dengar dia nanya tas stobelinya beli di mana yah?”… dan karena si ibu cuma senyum2 aja pertanyaannya diulang2 terus (sepertinya si ibu nggak ‘ngeh’ karena kan Marty ngomongnya masih belepotan gitu he he he…) Setelah itu Marty langsung ngeloyor aja menuju lift ninggalin emaknya yg terpaksa lari2 ngejar. Waktu gue tanya dia mau kemana, dia jawab “mau ke kapul, kata tante tasnya beli di kapul” kekekekekek….Kapul tuh artinya Carrefour

 

Trusnya waktu kita lagi di ruang tunggu utk konsultasi sama dokter bedah Marty ngeliat anak yg sedang main gameboy. Dengan PDnya dia mendekat trus nanya “kakak, itu gameboy ya? Malty boleh liat gak?” dan nggak lama dia dibolehin duduk di samping anak itu.

 

Lumayan deh, sedikit-sedikit dia sudah mulai nggak pemalu lagi. Moms, minta tipsnya dong buat ngajarin supaya anak nggak pemalu (apalagi malu-maluin :D)... 

Minggu, 24 Februari 2008

Jagoan

Dulu, 2 hal yang pasti bikin Marty nangis adalah potong rambut & ke dokter. Kalau dipotong rambutnya pasti dia nangis tersedu-sedu, walaupun nggak berontak. Lucunya dulu itu kalau habis dipotong rambutnya dia pasti nggak mau bercermin (ngerasa kurang ganteng kali yee…). Gitu juga kalau dibawa ke dokter –biasanya untuk imunisasi–baru juga masuk ruangan dan lihat muka dokternya dia langsung balik badan, siap-siap kabur. Setelah itu udah bisa ditebak, belom juga disuntik dia udah nangis kejer .

Akhirnya kita bikin simulasi (ceileee…), dia saya ajak main salon2an. Saya ajak ngomong sambil rambutnya diacak-acak. Saya kasih tahu nanti kalo dicukur jangan nangis, om cukur (begitu dia menyebutnya) cuma potong rambutnya sedikit aja, nggak sakit. Ternyata setelah beberapa kali latihan dia benar-benar siap potong rambut. Udah 4-5 kali dicukur belakangan ini dia nggak nangis lagi, walaupun mukanya kelihatan bete dan udahannya teteup nggak mau bercermin. Katanya : “nggak ganteng lagi!!!”

 

Kalo urusan ke dokter nggak sengaja latihannya. Gara-gara tekanan darah oma sering tinggi, oma jadi punya alat untuk ngukur tensi lengkap dengan stetoskopnya. Nah kalo lagi nginap di rumah oma stetoskop ini jadi mainan favoritnya Marty. Waktu ke DSA akhir tahun lalu dia udah nggak nangis lagi, karena dia penasaran dgn stetoskopnya om dokter. Bulan lalu, sebelum imunisasi Hepatitis A & Thypus saya kasih tahu kalo kita mau ke tempatnya om dokter, diperiksa pakai stetoskop trus disuntik dikit di paha. Kalo sakit dia boleh nangis. Dia cuma bilang “nanti kalo nangis peluk ya mi…” Bener aja loh, dokternya sampai senyum2 lihat kePD-annya. Dia berani ngajak dokternya ngobrol, nanya2 apa aja yg dia lihat di ruang praktek dokter. Padahal dulu mah, pasti deh udah nangis sampe biru (breath holding spell). Waktu dokternya minta izin ke dia untuk nyuntik pahanya, Marty cuma melirik panik ke emaknya, TANPA NANGIS SETETESPUN!!! Yippiee…anak Mimi jagoan bener deh…

Rabu, 20 Februari 2008

HOME-MADE PLAY DOUGH

Ini gue dapat dari Story for Children Magazine

 

HOME-MADE PLAY DOUGH

 

Have fun making your own play dough. The best part is…it’s not toxic!. What does that mean? It means that your mom and dad don’t have to worry about you putting it in your mouth. Home-made play dough doesn’t taste very good, but you won’t get sick either :D

 

What you need :

 

Adult help

2 cups water

1 cup salt

2 cups flour

2 tbsp vegetable oil

1 tsp cream of tartar

Food coloring

 

Directions :

  1. Put water, salt, flour, oil and cream of tartar in a saucepan
  2. Have adult help heat over medium heat. Stirring constantly until dough leaves the side of the pan
  3. Let cool
  4. Divide into four pile
  5. Add food coloring to each pile
  6. Knead for a few minutes (I recommend putting each dough pile in a plastic bag for this step)

 

Your play dough is ready to use!!!

---------------------------------------------------

Photo dari www.dkimages.com

Tau nggak?

 

Raja kecil ini belakangan makin bawel, makin banyak nanya. Kalo dulu pertanyaannya cuma sebatas "ini apa"? atau "itu apa?", sekarang ini pertanyaannya udah banyak banget. "Ini belinya di mana?"..."halganya belapa?"..."ini huluf apa?"..."ini bacanya apa ya?"..."lumah kita nomol belapa?" dll. Kalo ditanya dgn pertanyaan yg dia nggak tau jawabannya pasti dia bilang "belum tau! nanti kita cali ya jawabnya..." Halah...makin bikin pusing emaknya aja, hehehehe....

Setelah berminggu-minggu nyanyiannya "kau adalah dalahku... jantungku... cempulnaaaaaa..."  (Sempurna-Andra& the Backbone), udah 2 hari ini nyanyiannya ganti jadi "am klezi fo klaying...am klezi fo tlaying..." Ha ha ha...Ada yg tau nggak, kira2 itu lagu apa?

Jumat, 08 Februari 2008

Magic cups

 Satu lagi permainan seru, saya ambil dari buku Toddler Play-nya GYMBOREE, di chapter yg untuk 24 monts and up

MAGIC CUPS

 

SKILLSPOTLIGHT

When your toddler was a baby you can cover up a toy and she would forget it ever existed. Now she understands that the covered objects is still there —this is called object permanence— and she’s delighted to find it. By asking her to concentrate on one cup as it moves, you encourage her to recall the toy and you help sharpen her visual memory

-----------------------

 

This toddler activity is a step up from peek-a-boo, but operates on the same principle. First it’s here, then it’s gone, then it’s back again (but only if your toddler remember where it was!)

To start the game, hide a small toy under one of three cups while your child is watching. Then slowly move the cups around and ask her to guess which one conceals the toy.

 

If you’ve seen street entertainers play this game, you know it can be confusing, even for adults. So don’t move the cups too quickly or else she won’t be able to keep track of her toy.

 

 

Ayo sikat gigi!

Ini saya dapat dari Mom's Lil' Helper edisi September 2007

MAKING TOOTHPASTE

 

Are you looking for a fun activity that might be educational too? Looking to a fun way to get kids to brush their teeth? Are you looking for just a fun activity? If you answer yes to any of those question, then you might want to try your hand at making toothpaste!

 

What you need

Bowl

4 t. baking soda

1 t. salt

1 t. water

Several kinds of food flavoring extract

Spoons

Sandwich bags

 

What to do

1. Place baking soda, salt and water in separate bowls. Assist the children in placing 4 teaspoons of baking soda, 1 teaspoon of salt and 1 teaspoon of water in individual sandwich bags

 

2. Add a drop of food flavoring extract, such as peppermint, mint or orange. Let the children mix their own toothpaste in the sandwich bags

 

This activity is appropriate for children. Always be sure to provide adult supervision. Make sure that none of the children are allergic to any of the ingredients used in making the toothpaste.

 

The educational benefits of this activity include engaging children so they will apply math concepts such as measuring, counting and critical thinking.

Selasa, 05 Februari 2008

Agresif

Pada dasarnya Marty adalah anak yg kalem. Walaupun seperti anak-anak lain dia juga nggak bisa diam, selalu bergerak, tapi dia tidak agresif. Hal ini belakangan menjadi kelemahannya.

Dari dulu waktu masih kecil (baca: belum bisa ngomong) setiap main sama teman krucilnya (anak tetangga depan rumah) dia selalu mengalah. Mainan apapun yg dia pegang selalu direbut oleh teman krucilnya, dan dia akan beralih ke mainan lain utk kemudian direbut lagi. Begitu terus.

Saya ajarkan dia utk mempertahankan haknya. Kalau dia nggak suka mainannya direbut dia boleh protes. Setelah dia bisa ngomong dia mulai memperlihatkan ketidaksukaannya setiap kali mainannya direbut. Biasanya dia bilang : “jangan diambil ya, ini punya mas Malty. Egy (nama teman krucilnya) main yg lain aja” sambil tetap memegang mainan yg akan direbut. Sampai di sini masalah dengan si teman krucil bisa diselesaikan.

Masalah baru timbul kalau dia bertemu dengan anak-anak lain yg baru atau belum dikenalnya, misalnya di arena bermain. Dia memilih utk mengalah kalau terlibat dalam perebutan. Kalau ada anak2 lain yg berebut utk memainkan satu permainan biasanya dia menyingkir. Misalnya beberapa waktu lalu, dia sedang main perosotan dan datang 3-4 anak lain (kebetulan anak2 ini mainnya nggak mau gantian, jadi saling berebut), Marty langsung duduk di dekat saya sambil ngomong : “banyak kakak, mas Malty mainnya nanti aja” dan dia menunggu dengan sabar sampai anak2 itu pergi.

Beberapa hari yg lalu waktu sedang menunggu giliran imunisasi di DSA seperti biasa dia main di arena bermain di ruang tunggu. Dia sedang main kuda2an waktu ada anak yg sepertinya lebih tua, datang dan memukul kepalanya. Saya tunggu reaksi Marty, dia cuma melihat anak itu dengan pandangan bingung. Pada pukulan ke-tiga saya tangkap tangan anak itu, saya kasih tahu kalau dia nggak boleh main pukul sembarangan. Herannya ibu si anak diam saja melihat anaknya (dia nggak tahu, dibalik senyum malaikat yg saya perlihatkan saya meremas tangan anaknya, emosi bo!!!). Setelah itu saya bicara sama Marty, saya ajarkan supaya dia membalas kalau ada yg main pukul sembarangan. Tapi dengan suara cemprengnya dia jawab dengan keras : “gak ucah mi, nggak papa kok, nggak cakit”….Halah, capek deh!!! Emaknya udah emosi anaknya malah adem-adem aja.

Bagaimana ya mengajarkan anak agar lebih agresif, supaya dia bisa membela dirinya bila ada orang yg berbuat semena-mena. Apa perlu diajarkan martial art ya? (taelah…bisa jadi Jet Lee nih…). Saya pernah baca kalau anak yg terbiasa mengkonsumsi kudapan manis cenderung lebih agresif, apa karena Marty nggak suka manis makanya dia cenderung tidak agresif?