Belajar sabar

Sejak TV disimpan lebih dari seminggu yang lalu, Marty kembali ceria lagi. Udah nggak cengeng minta ditemani main sambil nonton TV lagi. Sepanjang hari dia sibuk main-main sendiri. Tapi Mimi juga ngatur waktu lagi, sebisa mungkin nggak sibuk kalau Marty lagi main supaya bisa main sama-sama.
Udah gitu kan Marty tuh sering deh tiba-tiba meluk mimi trus ngomong manja gini "maaf ya mi, suka bikin mimi marah-marah..." huhuhuhuhu....kalo udah gitu tenggorokan serasa tersumbat batu gede, jadi pingin nangis deh Sejak Marty ngamuk tempo hari, mimi udah janji sebisa mungkin mengendalikan emosi yang suka meledak-ledak ini . Kadang biarpun mimi nggak marah, karena suara mimi gede Marty ngiranya mimi lagi marah sama dia. Jadi sekarang mimi berusaha ngurangin "volume" suara dan ngomong lemah lembut. Boooooo'....itu nggak gampang loh buat mimi. Secara darah yang mengalir di tubuhnya mimi 50% Bugis (Sul-Sel), 25% Tanah Abang dan 25% Karang Ringin (2 yang terakhir itu di Sum-Sel), jadi memang nggak didesain untuk bicara lemah lembut, beda sama Marty yang 50% Solo, hehehehehe....
Tapi Mimi berusaha  untuk berubah demi Marty. Dan Martypun sepertinya suka sama emaknya yg "baru". Misalnya Mimi lagi sibuk sementara Marty main di ruang lain, Mimi suka bicara keras untuk jawab pertanyaan2nya. Kalau udah gitu Marty suka datang ke Mimi sambil nanya polos "kok Mimi ngomongnya gitu? suaranya kencang sekali?"...Bwahahahaha...
Memang menghadapi anak yang lembut dan perasaannya halus seperti Marty mimi harus banyak belajar, banyak stok sabar. Bukan karena Marty yang bermasalah, tapi memang dari awal mimi yg "salah desain", hehehehehe....