Cross posting dari milis....
--------------------------------
Teman-teman ini hanya sekedar sharing aja, kisah yang aku ceritakan ini jangan diartikan macam2.
Ambil hikmahnya aja, apalagi yang masih punya anak balita.
Sebenarnya aku ngga tau harus mulai dari mana, mungkin ceritanya agak panjang tapi kejadian kemaren yang aku alami masih bikin aku syok.
Kira-kira begini kejadiannya.
Kemaren, hari Selasa 21 Juli 2008, aku pulang dari kantor lebih cepat karena ada sesuatu yang ingin aku beli untuk anakku di daerah Depok.
Singkat cerita, selesai aku membeli sesuatu itu aku pulang ke Lenteng Agung naik kereta api dari stasiun Pondok Cina, disana aku dikasih duduk oleh seorang kakek. Aku bilang "terima kasih". Aku duduk di gerbong ke 2 dari belakang kereta.
Baru saja aku duduk, daerah sebelah kiriku ada suara ribut2....kira2 kedengarannya begini.."kenapa tuh?"... "diapain tuh?"... dsb.
Setelah lewat didepan aku ternyata ada pengamen perempuan kira2 umur 12 tahunan dan bawa anak balita kira-kira 1,5 tahunan sambil pegang plastik buat minta uang.
Waktu aku kasih uang aku baru liat ternyata hidungnya ngeluarin darah segar. Aku pikir mimisan. Terus spontan aku elap hidungnya yang berdarah. Orang-orang cuma ngeliatin aja.
Pas dipersambungan kereta, aku liat ngga ada alasnya sehingga lubang menganga sekitar lebar ½ meteran. Aku pikir balita itu akan diangkat, karena mana bisa dia menyeberang dengan lubang selebar itu. Ternyata yang aku liat, dia diseret sebelah tangan kirinya. Spontan aku kejar, aku peluk anak itu. Astagfirllah. Aku bilang ke pengamen cilik itu "jangan begitu dong, kasian masih kecil". Dia bilang " urusan gue dong .. ade..ade gue". Aku tau ini anak dari kira2 umur 8 tahunan udah ngamen dan pernah suatu ketika nyandung kaki aku, sama dia sekalian malah ditendang kaki kaki sambil ngomel-ngomel. Perangainya udah keliatan jelek dari dulu.
Kembali ke cerita waktu aku bilang jangan begitu, orang-orang baru ikut2an marahin tuh pengamen cilik. Sibalita diambil dari tangan aku oleh pengamen cilik itu dan dijotos idungnya. Ya ampun.. ternyata idungnya yang berdarah itu karena jotosan2an yang sebelumnya. Trus dateng pedangan disekitar kereta namparin tuh pengamen dia bilang "itu ade lo gila kali lo". Tanpa ada rasa penyesalan, rasa sakit sipengamen bilang " eh monyet justru ini ade gue mau gue apain kek, urusan gue" sambil ngejotos lagi muka si balita dan bilang " gara-gara lo nih gue jadi begini!" Ya Allah, aku langsung rebut lagi tuh anak balitanya sambil ngga tahan netesin air mata karena darah yang ngalir di idungnya makin banyak. Terjadi tarik2an antara aku dan sipengamen dan dibantuin orang2. Aku bawa lari, tapi aku juga ngga tau mau aku bawa kemana.. aku bingung. Idungnya aku elapin dan aku elus kepalanya ternyata kepalanya banyak benjolan dan bekas luka yang udah kering. Entah anak siapa itu, filling aku itu bukan adenya karena dari mukanya aja ngga ada kemiripan. Dan kalau memang adenya ngga mungkin setega itu. Balita yang belum bisa ngomong apa yang ia rasain, sakit udah pasti. Dia cuma bisa nangis yang juga ditahan mungkin karena rasa takut. Aku langsung ingat anakku dirumah, aku peluk anak itu seolah2 dia anak aku.
Kemudian ada ibu2 yang ngambil balita itu dari tangan aku, aku berharap balita itu dia bawa untuk diambil jadi anaknya tapi ternyata malah dikasihkan lagi ke pengamen kecil itu. Orang2 cuma bisa memaki2 si pengamen " tar gue bawa ke polisi lu", "tar ade lu gue bawa ke panti asuhan". Tanpa ada tindakan. Yang lebih aku sesalkan lagi dateng 3 orang petugas kereta api berseragam biru dongker, cuma ikut2an marah dan mengancam, ngga tau apa yang mereka omongin aku udah ngga mudeng lagi, kepala pusing. Dan akupun harus turun di stasiun Lenteng Agung. Ngga tau gimana nasib si balita selanjtunya. Aku inginnya sipengamen diamankan dulu ke pos stasiun terdekat diberi arahan atau apalah karena ini udah penganiayaan berat terhadap balita yang jalannya aja belum bener.
Aku takut setelah kita ngga tau lagi, ngga liat lagi, tuh balita makin digebukin, makin dianiaya.
Ternyata kemiskinan dan kekurangan membuat anak kecil yang baru 12 tahunan pun membuat mereka ngga punya hati nurani. Kemana orang tua mereka yang seharusnya memberikan perlindungan, kasih sayang, pendidikan dan nafkah.
Sepertinya sibalita itu juga kemaren dijotos idungnya karena ngantuk. Tidur dan istirahat sejenakpun dia udah ngga bisa .... gimana dengan makannya? Apa dia juga dikasih makan??
Sampai aku tulis cerita ini aku masih ingin nangis tapi aku ngga bisa berbuat apa2.
Mungkin masih banyak cerita kekerasan fisik pada balita yang lebih sadis lagi dari ini karena aku juga pernah liat anak balita juga dipukulin ibunya yang tukang sapu di gerbong kereta dan mau dilempar keluar keluar. Miris ngeliatnya. Bersyukurlah kita dengan segala apa yang kita punya, masih banyak yang lebih kekuarangan dari kita.
Mari teman2, ibu2, bapak2 yang punya anak terutama balita kasihi mereka, berikan kasih sayang yang mereka perlukan, terutama jangan melakukan kekeran fisik pada anak kita, kasihan.
Salam,
Bundanya Fadli